Pertempuran Bing Vs Google
Konferensi Farsight yang berlangsung di University of California, San Francisco, Amerika Serikat, Selasa lalu, diwarnai kabar tak sedap dari dua perusahaan teknologi, Microsoft dan Google. Pertemuan yang dihadiri ratusan perusahaan penggiat Internet, mulai Facebook, Twitter, sampai Paypal, itu "bisik-bisik" soal mesin pencari Bing yang telah meniru hasil pencarian Google.
Sebelum acara tahunan itu dimulai, Kepala Divisi Pengembangan Pencarian Microsoft Harry Shum telah menyebarkan pernyataan resmi yang isinya mesin pencari Bing tidak pernah mengutip hasil pencarian dari situs apa pun. Pernyataan itu kembali ditegaskan ketika Shum berada satu panggung dengan Kepala Website Spam Google Matt Cutts. "Kami baru menemukan sumber spam dengan cara tipuan klik," kata Shum. Adapun Cutts berkukuh hasil pencarian yang sama persis antara Bing dan Google bukan karena spam atau ulah peretas.
Cerita ini bermula ketika tim Google mengoreksi kesalahan ketik dalam menuliskan kata kunci pencarian sekaligus memantau kinerja dan kecepatan mesin pencari mereka. Setelah memperbaiki beberapa kata kunci yang keliru, tim Google itu kemudian mengarahkan hasil pencarian mereka berdasarkan koreksi tadi.
Dalam pengujian, tim Google menggunakan mesin browser Internet Explorer, kemudian mengakses situs mesin pencari Bing. Dari situ, tim Google mendapati hasil yang sama persis, baik untuk kata kunci yang salah ketik maupun kata kunci yang telah dikoreksi. Tim Google menyimpulkan bahwa Microsoft Bing telah "menyontek" hasil pencarian mereka. Temuan itu disampaikan ke masyarakat melalui Search Engine Land dan disertai bukti-bukti kesamaan hasil pencarian dari Bing dan Google.
Senior Vice President Microsoft untuk Divisi Online Service, Yusuf Mehdi, mengatakan Google telah memfitnah dan menghina Microsoft. "Kami tidak menyalin hasil pencarian dari pesaing," tulisnya dalam posting-an di blog komunitas Bing berjudul "Setting The Record Straight". "Kami memiliki pemikiran terbaik di dunia yang memperhatikan kualitas hasil pencarian dan relevansinya."
Mehdi mengaku telah berbicara dengan Shum mengenai cara kerja Microsoft Bing dan kemungkinan adanya pemalsuan atau tipuan klik pada mesin pencarinya. Menurut Mehdi, klaim Google tidak berdasar, karena selama ini Bing bekerja dengan cara menyaring lebih dari seribu masukan arus data, kemudian diperingkatkan secara algoritma. Dia justru balik menuding Google sedang menyerang Microsoft dengan cara memanipulasi hasil pencarian Bing melalui "tipuan klik", sejenis serangan yang digunakan spammer di web untuk mengelabui konsumen dan menghasilkan hasil pencarian palsu. "Semua orang di industri ini sudah mengetahui trik semacam itu," katanya.
Mehdi menambahkan, sebenarnya Google iri kepada Bing karena mesin pencari yang baru berusia dua tahun ini telah membawa banyak hal untuk masyarakat, seperti bisa menempelkan foto pengguna di home page, pencarian gambar yang tak terbatas, pengalaman berbelanja, pendekatan visual yang lebih baik, dan kemitraan dengan sejumlah situs lainnya, seperti Facebook, Twitter, serta Yahoo. Mehdi menutup posting-annya dengan mengatakan Microsoft tak gentar terhadap tuduhan tersebut dan akan terus berfokus pada inovasi produk.
Tapi Google tidak menerima jawaban Microsoft. Insinyur peranti lunak Google Inc, Amit Singhal, mengatakan Google tidak pernah ada masalah dengan pesaing mereka dalam mengembangkan inovasi algoritma. "Tapi, kalau mereka melakukan penyalinan, itu namanya bukan inovasi," katanya. "Ini sebuah tindakan yang curang."
Menurut Singhal, selama ini Google telah bekerja keras dengan ide-ide cemerlang, seperti orang sedang berlari, tapi ketika mendekati garis finis, ada "pelari" yang tinggal melompat, kemudian sama-sama mencapai garis finis.
Apakah silang sengkarut ini akan berakhir di meja hijau? Entahlah. Tapi setidaknya, dalam Konferensi Farsight yang diprakarsai Microsoft Bing, Harry Shum dan Matt Cutts bersedia berjabat tangan. | PCR-online | Cnet | ZDNet | Thenextweb | Rini Kustiani
* * *
Lima Mesin Pencari Paling Populer Sampai Januari 2011
Google: 90,11 persen
Bing: 4,27 persen
Yahoo: 3,96 persen
Ask Jeeves: 0,36 persen
Baidu: 0,33 persen
Lain-lain: 0.97 persen
Sumber: StatCounter
0 komentar:
Posting Komentar